Rabu, 31 Maret 2010

Hidrolisis Garam

Hidrolisis Garam

Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum :
Asam + Basa → Garam + Air
Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula dengan istilah reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi) :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
H2SO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2 H2O(l)
2 HCN(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(CN)2(aq) + 2 H2O(l)
H2CO3(aq) + Mg(OH)2(aq) → MgCO3(s) + 2 H2O(l)
Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan garam dengan air. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan garam dengan air menyebabkan perubahan konsentrasi ion H+ maupun ion OH- dalam larutan. Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam, basa, maupun netral.
Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, kita mengenal dua jenis asam, yaitu asam kuat dan asam lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa kuat dan basa lemah (lihat : Kimia Asam Basa). Dengan demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa membentuk garam, yaitu :
1. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat
Contoh : HBr(aq) + KOH(aq) → KBr(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
KBr(aq) → K+(aq) + Br-(aq)
Baik kation maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air. Akibatnya, konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH-. Larutan garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.
2. Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah
Contoh : HNO3(aq) + NH4OH(aq) → NH4NO3(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NH4NO3(aq) → NH4+(aq) + NO3-(aq)
Anion tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi asam kuat. Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NH4+(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)
Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion H+. Akibatnya, konsentrasi ion H+ menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat asam dan memiliki pH <>.

3. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat

Contoh : HCN(aq) + NaOH(aq) → NaCN(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-(aq)

Kation tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi basa kuat. Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CN-(aq) + H2O(l) <——> HCN(aq) + OH-(aq)

Hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion OH-. Akibatnya, konsentrasi ion OH- menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion H+. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat basa dan memiliki pH > 7.

4. Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah

Contoh : HF(aq) + NH4OH(aq) → NH4F(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NH4F(aq) → NH4+(aq) + F-(aq)

Baik kation maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab keduanya berasal dari spesi lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NH4+(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)

F-(aq) + H2O(l) <——> HF(aq) + OH-(aq)

Ternyata, hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total (sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan kekuatan asam lemah (Ka) terhadap kekuatan basa lemah (Kb).

Ada tiga kemungkinan perbandingan nilai Ka terhadap Kb :

a. Ka > Kb : sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; pH larutan garam kurang dari 7

b. Ka = Kb : sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam bersifat netral; pH larutan garam sama dengan 7

c. Ka <>b : sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; pH larutan garam lebih dari 7


Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung pH larutan masing-masing larutan garam adalah sebagai berikut :

1. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

pH = 7

2. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

[H+] = {(Kw/Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2

3. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

4. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

[H+] = {Kw (Ka / Kb)}1/2

Berikut ini adalah beberapa contoh beserta penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan hidrolisis garam yang baru saja kita pelajarai bersama :

1. Berapakah pH larutan dari 100 mL larutan natrium sianida 0,01 M? (Ka HCN = 10-10)

Penyelesaian :

Larutan natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion CN-. Konsentrasi ion CN- adalah 0,01 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

[OH-] = {(10-14 / 10-10)(0,01)}1/2

[OH-] = 10-3 M

Dengan demikian, pOH larutan adalah 3. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 11.

2. Berapakah pH larutan dari 200 mL larutan barium asetat 0,1 M? (Ka CH3COOH = 2.10-5)

Penyelesaian :

Larutan barium asetat terbentuk dari campuran basa kuat (Ba(OH)2) dengan asam lemah (CH3COOH). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

Ba(CH3COO)2(aq) → Ba+2(aq) + 2 CH3COO-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion CH3COO-. Konsentrasi ion CH3COO- adalah 0,2 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

[OH-] = {(10-14 / 2.10-5)(0,2)}1/2

[OH-] = 10-5 M

Dengan demikian, pOH larutan adalah 5. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 9.

3. Hitunglah pH larutan NH4Cl 0,42 M! (Kb NH4OH = 1,8.10-5)

Penyelesaian :

Larutan amonium klorida terbentuk dari campuran basa lemah (NH4OH) dengan asam kuat (HCl). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam.

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion NH4+. Konsentrasi ion NH4+ adalah 0,42 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[H+] = {(Kw /Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2

[H+] = {(10-14 / 1,8.10-5)(0,42)}1/2

[H+] = 1,53.10-5 M

Dengan demikian, pH larutan garam tersebut adalah 4,82.

4. Hitunglah pH larutan NH4CN 2,00 M! (Ka HCN = 4,9.10-10 dan Kb NH4OH = 1,8.10-5)

Penyelesaian :

Larutan amonium sianida terbentuk dari campuran basa lemah (NH4OH) dengan asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total.

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + CN-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion NH4+ dan ion CN-. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[H+] = {Kw (Ka/Kb)}1/2

[H+] = {10-14 (4,9.10-10 / 1,8.10-5)}1/2

[H+] = 5,22.10-10 M

Dengan demikian, pH larutan garam tersebut adalah 9,28.

5. Berapakah massa garam NaCN yang harus dilarutkan untuk membentuk 250 mL larutan dengan pH sebesar 10? (Ka HCN = 10-10 dan Mr NaCN = 49)

Penyelesaian :

Larutan natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-(aq)

pH = 10, berarti pOH = 4

Dengan demikian, [OH-] = 10-4 M

Perhitungan pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[OH-] = {(Kw/Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

10-4 = {(10-14 / 10-10)[ion yang terhidrolisis]}1/2

[ion yang terhidrolisis] = 10-4 M

Konsentrasi garam NaCN yang diperlukan sebesar 10-4 M. Volume larutan sebanyak 250 mL = 0,25 L. Dengan demikian, mol garam NaCN yang dibutuhkan adalah :

Mol = Volume x Molar

Mol = 0,25 x 10-4 = 2,5 x 10-5 mol

Jadi, massa garam NaCN yang dibutuhkan sebanyak 2,5 x 10-5 x 49 = 1,225 x 10-3 gram = 1,225 mg.

Kamis, 11 Maret 2010

LARUTAN PENYANGGA



Buffer atau disebut juga sebagai larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH sutau larutan. Buffer dibuat dari asam lemah dengan garam dari basa konjugasinya atau basa lemah dengan garam dari asam konjugasinya. Untuk menghitung pH larutan buffer maka kita bisa menggunakan persamaan handerson-haselbach. Apabila larutan buffer tersebut ditambahkan asam atau basa, maka secara stoikiometri kita harus menghitung berapa konsentrasi masing-masing spesies setelah bereaksi. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh Soal-Belajar Kimia
Larutan buffer dengan volume 2.10 L mengandung 0.11 mol asam propionat ( CH3CH2COOH ) dan 0.10 mol natrium propionat ( CH3CH2COONa ), jika Ka asam propionat adlah 1.3×10-5 maka:
Hitung pH larutan buffer tersebut
Tentukan pH larutan buffer tersebut setelah ditambahkan 0.04 mol NaOH
Tentukan pH larutan buffer tersebut setelah ditambahkan 0.02 mol HI
Penyelesaian-Belajar Kimia
Gunakan persamaan handerson-haselbach untuk menghitung pH buffer/larutan penyangga
Konsentrasi asam propionat dan natrium propionat dihitung sebagai berikut
[CH3CH2COOH] = 0.11 mol / 2.10 L = 0.052 M[CH3CH2COONa] = 0.10 mol / 2.10 L = 0.047 MpKa = – log Ka = -log 1.3×10-5 = 4.89
dengan mengganti nilai yang diperoleh pada persamaan handerson-haselbach diatas diperoleh
pH = 4.89 + log ( 0.047/ 0.052 )pH = 4.85
Sebanyak 0.04 mol NaOH ditambahkan ke dalam larutan buffer tersebut, maka NaOH ini akan bereaksi dengan spesies asam yang terdapat di dalam buffer tersebut yaitu asam propionat ( NaOH adalah basa dan asam propionat adalah asam sehingga kedua spesies ini akan bereaksi ), reaksi penetralannya di tulis sebagai:
CH3CH2COOH(aq)
+
NaOH(aq)
->
CH3CH2COONa(aq)
+
H2O(l)
awal
0.11
0.04
-
-
reaksi
0.04
0.04
0.04
0.04
setimbang
0.07
-
0.04
0.04
[CH3CH2COOH] setelah reaksi = 0.07 mol / 2.10 L = 0.033 M[CH3CH2COONa] = 0.14 mol / 2.10 L = 0.066 M
dan pH buffer setelah penambahan 0.04 NaOH
pH = 4.89 + log ( 0.066 / 0.033 )pH = 5.19
Apa yang terjadi bila larutan tersebut ditambahkan 0.02 mol HI ? Di dalam buffer terdapat spesies CH3CH2COOH dan CH3CH2COONa, lalu dengan siapakah asam iodida (HI) ini akan bereaksi? Ingat HI adalah asam kuat sehingga akan terionisasi menjadi ion H+ dan I-, ion H+ akan bereaksi dengan anion CH3CH2COO- (dari CH3CH2COONa) membentuk CH3CH2COOH. Asam propionat adalah asam lemah sehingga dia lebih suka dalam bentuk tak terionisasi ( CH3CH2COOH ) dibandingkan bentuk terionisasinya ( CH3CH2COO- dan H+ ).
H+(aq)
+
CH3CH2COO-(aq)
->
CH3CH2COOH(aq)
awal
0.02
0.10
-
reaksi
0.02
0.02
0.02
setimbang
-
0.08
0.02
Konsentrasi masing-masing spesies setelah bereaksi dihitung sebagai:
[CH3CH2COONa] = 0.08 mol / 2.10 L = 0.038 M[CH3CH2COOH] = ( mol mula-mula + mol hasil reaksi ) / volume[CH3CH2COOH] = (0.11+0.02) / 2.10 = 0.062 M
pH = 4.89 + log ( 0.038 / 0.062 )pH = 4.68